Paham

"Apa ?" tanyamu singkat saat melihatku diam tidak berkata saat duduk disebelahmu.
"Oh, enggak apa apa" jawabku. Mungkin kamu curiga, tapi biarlah.

Sejujurnya banyak kata kata yang ingin aku ucapkan padamu. Bahwa aku ingin diperhatikan, dimanjakan dengan sikap lembutmu, dihargai dengan merespon apa yang telah aku lakukan untukmu.
Kamu memang sering tersenyum padaku, tersenyum juga pada yang lain.
Aku selalu tersenyum padamu, memperhatikanmu lebih dari orang lain.
Tapi hubungan ini masih dalam garis lurus. Tanpa perspektif yang jelas. Karena buat kamu, aku satu seperti yang lain. Sedangkan kamu satu diantara yang lain untuk aku.

Sampai sekarang aku masih belum menyatakan apa yang aku rasakan, yang pasti nya perasaan pada kamu. Bimbang dan pertimbangan ini mengalahkan rasa keberanianku, aku memikirkan hubungan pertemanan kita.

"Mana, Riko kok belum datang ya?" tanya nya.
"Aku gak tau, coba aku telpon yah." aku mengambil handphone dalam tasku."Halo Riko, kamu dimana? Aku sama Bian udah sampai di Cafe. Tapi masih nungggu di parkiran."
"Iya." Riko hanya menjawab pelan. Seperti punya masalah yang 1 ton beratnya.
"Jadi mau kesini gak?" aku coba memastikan.
"Iya ini aku udah dijalan kok, sebentar yah." masih dengan nada yang sama.

"Jadi?"
"Iya, Riko masih dijalan. Mungkin bentar lagi."
Tapi aku berharap Riko tidak cepat datang. Duduk di dalam mobil, disebelah Bian. Aku masih berharap ada satu atau dua hal yang bisa membuatku mengungkapkan perasaan. tapi masih tetap tidak ada.