pandanganku mengabur, kini kamu mulai berubah raga lagi.
kamu yang kali ini begitu pendiam, tampak tidak begitu angkuh dengan pengetahuan. tapi begitu penuh perhatian, lembut.
'kamu, udah makan dek?'
rupanya kita tidak dalam takdir tahun lahir yang sama, kamu lebih dewasa kali ini dan aku suka.
'iya belum, nanti aja.'
aku menjawab sekenanya supaya masih tetap berada disini saja, tidak jauh jauh dari kamu.
kamu yang sedari tadi sedang bermain gitar, mengalun pelan nada nya, wajah kamu begitu serius.
pandangan yang tajam, membius. sangat berbeda, dengan gitar kamu berkharisma.
kamu bahkan tidak sadar tatapan mata dengan binar yang aku lakukan.
'pulang yuk?'
wanita dewasa begitu anggun, melangkah masuk dalam dimensi kami.
entah kapan aku mulai membuat dimensi kami yang terdiri dari aku dan kamu. begitu posesif, dan ternyata kamu yang kali ini memiliki kekasih.
kamu berhenti dengan gitarmu, beranjak pergi.
'sampai jumpa besok.'
aku hanya bisa tersenyum, melambaikan tangan dengan terpaksa.
sampai jumpa nanti, nanti saat kamu yang nanti aku miliki. mungkin dengan raga yang lain namun satu jiwa, kamu. kamu yang aku suka.
aku sentuh gitar yang selesai kamu mainkan, membayangkan jemari kamu menyentuh jemari aku.
'kamu ....'